*HURU-HARA Menjelang PILKADA*
Oleh : Syahrul Nagan Raya
"Sekjend Pimpinan Wilayah HIMMAH Prov.Aceh"
Pilkada Menjadi Moment Penting Bagi Setiap Daerah Di Indonesia. Sebagai
Salah Satu Negara Yang Menganut Sistem Demokrasi Dalam PemerintahanNya, Sudah
Menjadi Hal Yang Lumrah Ketika Setiap Menjelang Pelaksanaan Pemilihan Kepala
Daerah (PILKADA) Banyak Menimbulkan Huru-Hara.
Huru-Hara Sendiri Berarti tindakan suatu kelompok orang yang menggunakan
kekerasan serta pengrusakan harta benda orang lain dalam melaksanakan suatu
tujuan bersama menimbulkan suasana gangguan ketertiban umum dengan kegaduhan.
Di Aceh Sendiri Huru-Hara Menjadi Hal Yang Biasa Setiap Menjelang Pemilihan
Kepala Daerah (PILKADA). berkaca pada kejadian-kejadian yang terjadi pada
PILKADA Tahun 2012 Silam, Begitu Banyak Kasus Baik Itu Intimidasi, Pengrusakan,
Bahkan Ada Yang Berakhir Pada Menghilangkan Nyawa Seseorang. Hal Tersebut
Banyak Terjadi Pada Daerah-Daerah / Wilayah Basis Konflik.
"Seperti Yang Di Beritakan KOMPAS.COM dimana Dalam dua pekan terjadi
40 kasus kekerasan terkait proses pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada)
di Aceh. Dari 40 kasus tersebut, 80 persen terjadi di bekas wilayah konflik,
yaitu Kabupaten Pidie, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Timur, Aceh Jaya, dan Kota
Lhokseumawe. Demikian hasil temuan dua lembaga pemantau Pilkada Aceh, The Aceh
Institute dan Forum LSM Aceh, yang disampaikan kepada pers di Banda Aceh,
Selasa (3/4/2012)". Semua Kekerasan Dilakukan Oleh Masing-Masing Pendukung
Setiap Kandidat Calon Kepala Daerah.
Akankah Pilkada Serentak Yang Akan Di Laksanakan Di Aceh Pada Tahun 2017
Mendatang Juga Akan Menimbulkan Huru-Hara Yang Sama Seperti Yang Terjadi Pada
Tahun 2012 Silam ? ini menjadi sebuah pertanyaan yang harus di jawab oleh semua
pihak terkait guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan
terjadi pada PILKADA 2017 Mendatang.
Hari ini, Bibit-Bibit Perselisihan yang mungkin akan mengarah pada tindak
kekerasan sedikit demi sedikit sudah mulai nampak terlihat. dimana terjadi
perebutan suara partai baik lokal maupun nasional oleh antar kandidat Kepala
Daerah. Saling Klaim Bahwa Parta "A" Memberikan Rekomendasi/Dukungan
Kepada Kandidat "A" Sementara Kandidat "B" Juga Mengklaim
Bahwa Parta "A" Juga Memberikan Rekomendasinya/Dukungan Untuk
Kandidat "B". Bukan Mustahil Jika Hal Ini Akan Berujung Konflik
Kekerasan, "Saya Hanya Menganalisis, Jika Salah Mohon Diluruskan".
Selain itu, Perang Statement Di Media Sosial Juga Dengan Gencar Terus
Dilakukan Oleh Masing-Masing Pendukung atau Simpatisan Dari Masing-Masing Calon
Kandidat Kepala Daerah. Saling Menjelekkan Dan Menyudutkan Seakan Menjadi Hal
Yang Menarik Untuk Terus Dilakukan.
Benar Memang, Hakikat Sistem Demokrasi Yang Sebenarnya Adalah Bebas
Menentukan Pilihan Politik dan Menyuarakan Apa Saja Terkait Kepentingan Pribadi
Maupun Masyarakat Luas, Akan Tetapi Jika Yang terjadi Adalah Saling Menjelekan
Dan Menyudutkan ini Merupakan Hal Yang Dapat Merusak Nilai Demokrasi Itu
Sendiri.
Alanggkah Lebih indah Jika Masing-Masing Calon Kepala Daerah dan Para
Pendukung Dari Masing-Masing Calon Memberikan Pencerdasan terhadap Masyarakat
Akan Apa Yang akan Di Lakukan Oleh Setiap Kandidat Jika Terpilih Menjadi Kepala
Daerah. Perang konsep Pembangunan Jauh Lebih Baik Dari Pada Saling Menjelekkan
Dan Menjatuhkan.
Selain Itu, Masyarakat juga Harus Cerdas Dalam Menentukan Pilihan
Politiknya, Karna Jika Salah Memilih Kepala Daerah Maka Masyarakat akan
Menanggung Dosa Nya selama 5 tahun Kedepan.
Oleh Dari Itu, Semua Pihak Harus Fer Dalam Bersikap Dan Bertindak. Semoga
PILKADA 2017 Mendatang Tidak Akan Ada Kekerasan, Pengerusakan Atau bahkan
Sampai Menghilangkan Nyawa Seseorang........
0 Komentar untuk "HURU-HARA Menjelang PILKADA Aceh 2017"